“BAJRA SANDHI”
Monumen perjuangan rakyat bali dikenal juga dengan sebutan Bajra Sandhi karena bentuknya
yang menyerupai bajra yaitu
genta dan sandhi yang
berarti suci.Bajra Sandi adalah genta suci yang dipakai oleh para pendeta pada
waktu melafal mantra pada saat mengantarkan upacara.Bentuk museum ini diambil berdasarkan cerita Hindu
pada saat Pemutaran Gunung Giri Mandara oleh Para Dewa dan Raksasa guna
mendapatkan Tirta Amertha atau Air Suci Kehidupan.
1.
Bangunan Museum
yang menjulang melambangkan Gunung Giri Mandara.
2.
Guci
Amertha dilambangkan dalam bentuk Kumba (periuk) tepat bagian atas museum.
3.
Naga yang
melilit museum melambangkan Naga Basuki yang digunakan sebagai tali dalm
pemutaran Giri Mandara.
4.
Kura-kura yang
terdapat di bagian bawah museum merupakan simbul dari Bedawang Akupa yang
digunakan sebagai alas pemutaran Giri Mandara.
5.
Kolam yang
terdapat disekeliling museum merupakan simbul dari Lautan Susu yang
mengelilingi Giri Mandara tempat beradanya Air Suci Kehidupan atau Tirtha
Amertha.
Monumen ini terletak di depan Kantor
Gubernur Kepala Daerah Provinsi Bali yang juga di depan Gedung DPRD bali yang
berada di daerah Renon, Denpasar, Bali. Monumen ini mulai dibangun pada tahun
1987 yang idenya di cetuskan oleh Prof. DR. Ida Bagus Mantra yang saat itu
menjabat sebagai Gubernur Bali.
Yang mendesain monumen ini adalah Ida Bagus Yadnya, dia adalah seorang mahasiswa jurusan
arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana. Lalu pada tahun 1988 dilakukan
peletakan batu pertama dan selama kurang lebih 13 tahun pembangunan monumen
selesai. Tahun 2001, bangunan fisik monumen selesai. Setahun kemudian yaitu
tahun 2002, pengisian diorama dan penataan lingkungan monumen dilakukan. Dan akhirnya monumen ini diresmikan pada
tanggal 14 Juni 2003 oleh Ibu Megawati Soekarnoputri selaku Presiden Republik
Indonesia masa itu
Tujuan
pembangunan monumen ini adalah untuk memberi hormat pada para pahlawan serta
merupakan lambang pesemaian pelestarian jiwa perjuangan rakyat Bali serta
lambang semangat untuk mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari 17 anak tangga yang ada di pintu utama, 8
buah tiang agung di dalam gedung monumen, dan monumen yang menjulang setinggi
45 meter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar