Selasa, 03 Maret 2015

MONUMEN PERJUANGAN RAKYAT BALI “BAJRA SANDHI”


“BAJRA SANDHI”


Monumen perjuangan rakyat bali dikenal juga dengan sebutan Bajra Sandhi karena bentuknya yang menyerupai bajra yaitu genta dan sandhi yang berarti suci.Bajra Sandi adalah genta suci yang dipakai oleh para pendeta pada waktu melafal mantra pada saat mengantarkan upacara.Bentuk museum ini diambil berdasarkan cerita Hindu pada saat Pemutaran Gunung Giri Mandara oleh Para Dewa dan Raksasa guna mendapatkan Tirta Amertha atau Air Suci Kehidupan.

1.                  Bangunan Museum yang menjulang melambangkan Gunung Giri Mandara.
2.                   Guci Amertha dilambangkan dalam bentuk Kumba (periuk) tepat bagian atas museum.
3.                  Naga yang melilit museum melambangkan Naga Basuki yang digunakan sebagai tali dalm pemutaran Giri Mandara.
4.                  Kura-kura yang terdapat di bagian bawah museum merupakan simbul dari Bedawang Akupa yang digunakan sebagai alas pemutaran Giri Mandara.
5.                  Kolam yang terdapat disekeliling museum merupakan simbul dari Lautan Susu yang mengelilingi Giri Mandara tempat beradanya Air Suci Kehidupan atau Tirtha Amertha.

            Monumen ini terletak di depan Kantor Gubernur Kepala Daerah Provinsi Bali yang juga di depan Gedung DPRD bali yang berada di daerah Renon, Denpasar, Bali. Monumen ini mulai dibangun pada tahun 1987 yang idenya di cetuskan oleh Prof. DR. Ida Bagus Mantra yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Bali.

        Yang mendesain monumen ini adalah Ida Bagus Yadnya, dia adalah seorang mahasiswa jurusan arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana. Lalu pada tahun 1988 dilakukan peletakan batu pertama dan selama kurang lebih 13 tahun pembangunan monumen selesai. Tahun 2001, bangunan fisik monumen selesai. Setahun kemudian yaitu tahun 2002, pengisian diorama dan penataan lingkungan monumen dilakukan. Dan akhirnya monumen ini diresmikan pada tanggal 14 Juni 2003 oleh Ibu Megawati Soekarnoputri selaku Presiden Republik Indonesia masa itu
            Tujuan pembangunan monumen ini adalah untuk memberi hormat pada para pahlawan serta merupakan lambang pesemaian pelestarian jiwa perjuangan rakyat Bali serta lambang semangat untuk mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari 17 anak tangga yang ada di pintu utama, 8 buah tiang agung di dalam gedung monumen, dan monumen yang menjulang setinggi 45 meter. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar